Mimpiku adalah Mereka!!

MIMPIKU ADALAH MEREKA

Tulisan ini akan menceritakan pengalaman beberapa tahun seseorang, yaitu penulis sendiri yang bernama Heriyanti. Saya adalah seorang perempuan biasa yang memiliki mimpi tidak biasa dan akan meraih mimpi tersebut dengan langkah yang luar biasa. Kalimat tersebut merupakan moto hidup saya setelah mengenal mereka dan mimpi saya. Siapakah mereka? Apa juga mimpi saya? Semuanya akan terungkap dalam tulisan singkat ini. Semoga semua kisah saya dapat menginspirasi siapapun yang membaca terutama diri saya sendiri dalam mengingat kembali kisah saya.
Mimpi saya untuk beberapa tahun kedepan antara lain ingin mendirikan beratus-ratus perpustakaan untuk mereka yang membutuhkan bersama komunitas saya,Komunitas Jendela, dan memajukan kesejahteraan masyarakat di tempat wisata yang saya kunjungi. Mengapa mimpi saya ada dua dan dilihat dari manapun tidak ada hubungannya sama sekali? Satu mimpi berhubungan dengan perpustakaan atau pendidikan, dan satu lagi berhubungan dengan kesejahteraan terutama di tempat wisata. Semua mimpi tersebut merupakan passion hidup saya,yang suka sekali dengan buku dan jalan-jalan. 
Di tulisan ini, saya ingin menceritakan mimpi saya di dunia pendidikan terutama perpustakaan dan semoga mimpi kedua saya, bisa saya ceritakan di tahun berikutnya.Mimpi saya dimulai ketika saya pergi ke salah satu kabupaten di Sulawesi Utara di tahun 2011 untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) . Salah satu tugas saya selama saya KKN adalah mengajar di Sekolah Dasar (SD). Awal mulanya,saya sangat menantikan dan sampai KKN selesai pun saya sangat bersyukur mendapatkan pengalaman untuk mengajar di sekolah tersebut.
Saya dapat giliran mengajar di kelas 4,5 dan 6 SD dengan pelajaran yang berganti-ganti. Pengalaman mengajar di SD tersebutlah yang membuat saya memiliki mimpi di dunia pendidikan, terutama di buku. Seorang anak dari kelas 4 SD di sekolah tersebutlah yang membuat saya menjadi berpikir “tidak semua anak-anak di negeri ini yang mendapatkan pendidikan yang layak”. Miris sekali, mengapa? Karena anak tersebut yang sudah duduk di kelas 4 SD masih ditemani seorang guru untuk membaca. Bayangkan saja, kemampuan baca tulis itu seharusnya sudah dimiliki oleh anak seminimal-minimalnya di kelas 1 atau 2 SD, tapi disana anak kelas 4 SD pun masih ada yang susah untuk membaca.
Kejadian tersebut menyadarkan saya pentingnya kemampuan baca, darimana kemampuan tersebut didapatkan seorang anak ? Dari banyaknya dia mencoba untuk baca buku. Tapi kalau buku saja susah untuk didapatkan, bagaimana anak tersebut dapat belajar membaca.
Sepulangnya dari tempat KKN saya, saya kembali ke Yogyakarta, tempat saya kuliah. Sesampainya di Jogja, hal pertama yang harus saya lakukan adalah mencari komunitas atau organisasi yang memiliki mimpi yang sama dengan saya, dunia perpustakaan dan buku. Komunitas tersebut adalah Komunitas Jendela. Komunitas Jendela merupakan komunitas yang peduli dengan minat baca anak-anak dan mendirikan perpustakaan. Pilot project Komunitas Jendela terletak di Shelter Gondangdia 1 Cangkringan Sleman. Akhirnya di bulan Oktober 2011, saya bergabung dengan Komunitas Jendela.
Saya mendapatkan banyak pengalaman berharga di Komunitas Jendela, pengalaman untuk berbagi dengan mereka, anak-anak yang membutuhkan perhatian, anak-anak yang membutuhkan jalan untuk membuka dunia mereka ke dunia yang lebih baik. Dengan hadirnya Komunitas Jendela di kehidupan mereka, mereka pun lebih berani untuk memiliki cita-cita dan mimpi yang tinggi. Hal yang sama pun dialami oleh saya dan teman-teman di Komunitas Jendela,setelah berbagi dengan mereka, banyak sekali yang kami dapatkan, salah satunya bersyukur.
Berbagi itu merupakan salah satu bentuk dari rasa bersyukurnya kita ke Tuhan. Kita harus mensyukuri semua yang Tuhan telah berikan untuk kita, karena Tuhan sudah mengatur jalan masing-masing untuk semuanya. Apabila salah satu dari kita mengalami kegagalan,janganlah bersedih atau jatuh,tetapi tetap harus bersyukur karena itu adalah bentuk kasih sayang-Nya ke kita. Hal yang sama pun dalam berbagi, itu adalah bentuk bersyukur dan kasih sayang kita kepada-Nya.
Setelah saya kembali ke Jakarta karena saya sudah menyelesaikan tugas saya di Jogjakarta, saya sempat kepikiran, apa yang harus saya lakukan untuk mimpi saya? Pikiran tersebut muncul karena Komunitas Jendela baru terdapat di Jogja dan belum membuka cabang di kota lain. Tetapi, apabila niat kita untuk berbagi sudah tulus dari hati, jalan untuk berbagi dan bersyukur itu pun akan terbuka,salah satunya dengan mendirikan cabang Komunitas Jendela di Jakarta. Komunitas Jendela di Jakarta atau yang sering dikenal dengan Jendela Jakarta memiliki perpustakaan di Manggarai.
Akhirnya, saya pun aktif di Jendela Jakarta dan karakteristik anak-anak di Manggarai sangat berbeda jauh dengan anak-anak asuh kami di Jendela Jogja. Walaupun demikian, karakteristik itulah yang membuat pengalaman saya dan teman-teman di Jendela Jakarta menjadi semakin banyak. Ada satu kalimat dari Kak Seto, pemerhati masalah anak-anak, yang menginspirasi saya untuk tidak mengeneralisasikan semua anak-anak ke dalam satu karakteristik. Kalimat tersebut adalah “Pada dasarnya semua anak itu hebat, hanya cara mendidiknya yang salah.Anak itu memang harus bandel, anak yang diam yang harus dikhawatirkan. Jangan bermimpi memiliki anak yang penurut, Anda akan frustasi.” Setiap anak akan membawa dampak positif ke orang sekitarnya termasuk saya dan teman-teman, kakak-kakak asuh mereka. Saya percaya akan hal tersebut dan terus menanamkan di dalam hati dan pikiran agar saya selalu mempunyai semangat untuk mereka.
Mereka tidak saja memberikan kami pelajaran untuk lebih bersabar, tetapi juga menanamkan di dalam hati kami apabila senyum seorang anak itu akan membuat seseorang yang sudah berpikiran dewasa akan merasa seperti anak kecil kembali. Merekalah yang membuat kami selalu berusaha untuk bersabar dan membuat senyuman dari mereka muncul di wajah kecil mereka. Ada satu quotes yang saya dengar dari salah satu motivator (Merry Riana) yaitu “semakin banyak yang kamu beri, maka semakin banyak pula yang kamu dapatkan”. Semakin banyak yang kamu berikan dalam hal berbagi , maka semakin banyak pula manfaat yang kamu dapatkan.Kalimat-kalimat tersebut memberikan semangat baru kepada saya untuk mencapai mimpi saya.
Mimpi saya pun berlanjut ketika Komunitas Jendela, komunitas tempat saya bernaung sedang menggalangkan program 100 perpustakaan di seluruh Indonesia, dan program ini dimulai di tahun ini, tahun 2014. Awal Februari 2014 kemarin, saya dan teman-teman mengunjungi satu desa di Kabupaten Bogor, tepatnya Desa Cibeureum, Jonggol. Perjalanan ke desa tersebut memakan waktu 9 jam untuk pulang-pergi tetapi sepulangnya dari tempat mereka, kami, akan selalu ingat kalau banyak anak-anak yang menantikan kami untuk memberikan “tangan” ke mereka. Tangan yang akan membawa mereka ke dunia yang lebih baik. Desa Cibeureum merupakan desa yang terisolir, menurut saya, karena untuk menuju desa tersebut harus naik ke bukit dulu dengan pemandangan yang indah di sepanjang perjalanan yaitu jurang di samping kiri dan kanan. Sesampainya disana, kami dikejutkan dengan antusias anak-anak yang ada di desa tersebut, mereka sudah mengetahui kalau kami akan datang membawa buku dan akan membangun perpustakaan di desa mereka. Kami baru saja menurunkan kardus-kardus buku beberapa menit tetapi buku tersebut sudah dipilih-pilih oleh mereka untuk dibaca.
Saya sangat bersyukur dan gembira melihat antusias dan senyum di wajah mereka. Bersyukur karena perjuangan kami tidak sia-sia dan gembira karena kami bisa membuat mereka tersenyum dengan bahagia. Tetapi kejadian ini masih membuat saya miris, di desa yang terletak di salah satu penyangga Ibukota, di Kabupaten Bogor masih susah untuk mendapatkan fasilitas pendidikan terutama sekolah dan buku. Di desa tersebut hanya terdapat satu sekolah yaitu Sekolah Dasar Cibeureum dan anak-anak yang ingin melanjutkan ke SMP harus turun bukit dahulu, yang ingin sekolah di SMA harus jalan berpuluh-puluh kilometer dahulu untuk menginjakkan kakinya di SMA. Walaupun miris, tetapi semuanya ini harus disikapi dengan positif, kita tidak akan tahu apabila tidak ada peristiwa seperti ini, sama seperti quotes yang baru saja saya dapatkan : “kita harus yakin bahwa kondisi akan berubah, dengan demikian pikiran kita akan terangsang untuk terus mencapai jalan”. Kalimat tersebut saya dapatkan dari Merry Riana di Buku Mimpi Sejuta Dolar dan saya akan terus berpikiran positif untuk meraih mimpi saya yaitu mimpiku adalah mereka karena kondisi akan selalu berubah, dan saya yakin kondisi itu merupakan kondisi yang lebih baik.
Dan akhirnya mimpi saya di dunia pendidikan dimulai dari menyaksikan anak kelas 4 SD di tempat KKN saya yang belum lancar membaca sampai saat ini, di tahun 2014 dimana Komunitas Jendela, komunitas tempat saya bernaung sedang menggalangkan program 100 perpustakaan di seluruh Indonesia. Mimpi saya akan terus ada sampai anak-anak di Indonesia ini memiliki pendidikan yang layak.

 

Jendela Jakarta_Acara Ulang tahun Komunitas Jendela yang ketiga

3 tahun.
3 tahun sudah umur Komunitas Jendela, tepatnya di tanggal 12 Maret 2014, komunitas ini berulang tahun yang ketiga. Jendela Jakarta merayakan ulang tahun ini di tanggal 16 Maret 2014 dengan mengadakan lomba-lomba untuk adik-adik di Perpus Manggarai. Perayaannya sangat meriah dan anak-anak pun antusias dalam mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan oleh kakak-kakak jendelist Jakarta.

Banyak persiapan menjelang hari H –hari perayaan ulang tahun Komunitas Jendela- yang dilakukan oleh kakak-kakak Jendelist Jakarta, salah satunya adalah mengecat ulang dan mendekorasi perpustakaan Manggarai. Alasannya agar adik-adik lebih antusias dalam belajar dan akan lebih sering belajar di perpus. Terima kasih untuk Kak Happy dan team yang telah menjadi penanggung jawab dalam urusan “make over” perpus kita.

Selain make over perpus, ada satu lagi yang disiapkan oleh kakak jendelist Jakarta dalam menyambut usia Komunitas Jendela yang ketiga, yaitu membuat kaos baru dan spanduk yang baru. Terima kasih Kak Deni untuk desain kaosnya yang bagus dan spanduknya yang oke.
Dan hari H pun tiba.

Semenjak pagi, sudah banyak kakak-kakak yang datang di perpus, antara lain Kak Gilang, Kak Rizca, Kak Wenny, Kak Andi, Kak Oned, Kak Tata, Kak Indah, Kak Ravel, Kak Asri, Kak Irham, Kak Deni, Kak Hilal,Kak Happy, Kak Wilda, Kak Rizky,Kak Tio, Kak Agung, Kak Andi kedua,hehehe,Kak Jamik, Kak Ridho, Kak Widi, Kak Asti, Kak Ferdi, Kak Desta dan aku sendiri, Kak Yanti.  Terima kasih untuk kedatangannya kakak-kakak semua. 

Acara seharusnya dimulai jam 7 pagi tapi karena beberapa hal, acara pun terpaksa diundur sehingga dimulai jam 8 pagi dengan pembukaan doa yang dipimpin oleh kak Hilal dan sambutan dari ketua panitia acara ultah yaitu kak Andi Perdana. Setelah itu, barulah MC (kak Gilang) memulai acara perlombannya. Lomba pertama yang dimulai adalah lomba baca puisi. Banyak hal menarik dari perlombaan ini, ada adik yang membaca puisinya dengan suara lantang, ada pula yang membacanya dengan suara kecil tetapi ini semua merupakan pengalaman buat adik-adik karena bagi kami semua yang berani mengikuti lomba ini merupakan pemenang. Pemenang karena berani untuk maju di depan teman-temannya. Tetapi setiap lomba memang harus ada juaranya, dan juara untuk lomba baca puisi adalah Umar. Selamat yah Dik Umar .

Setelah lomba puisi, lomba selanjutnya adalah lomba hafalan surat pendek. Dalam lomba ini terdapat 2 pemenang yaitu Dik Ikhsan dan Dik Arik. Selamat untuk kalian berdua.  Tetapi Dik Arik ini tidak hanya jadi juara di lomba hafalan surat pendek, Dik Arik juga menjadi juara di lomba adzan. Suaranya mampu menentramkan hati kakak-kakaknya dan akhirnya membuat dia terpilih menjadi pemenang di lomba ini.

Dan akhirnya lomba yang paling ditunggu oleh adik-adik adalah lomba menggambar. Disini adik-adik Perpus Manggarai diminta untuk berimajinasi perpus yang mereka inginkan itu seperti bagaimana. Dan pemenang di lomba menggambar ini ada 3 orang dari kategori berbeda (berdasarkan umur), jreng jreng pemenangnya adalah Farel, Ikhsan dan Salim.
Image
(Suasana lomba menggambar)

Masih ada 3 lomba lagi yang tersisa dalam rangkaian acara ulang tahun Komunitas Jendela yang ketiga. Salah satu lomba yang juga ditunggu oleh adik-adik adalah lomba kreativitas. Mengapa lomba ini ditunggu-tunggu? Karena disini adik-adik diminta untuk sekreatif mungkin untuk mendandani kakak-kakak yang sudah dipilih oleh panitia.Jadi kita akan melihat sisi lain dari kakak-kakak tersebut. Kakaknya antara lain Kak Ridho, Kak Rizky, dan Kak Bayu. Dan akhirnya grup Umar, Regi dan Arik lah yang memenangkan lomba ini.

Dua lomba terakhir merupakan lomba yang memerlukan otak untuk berpikir. Lomba tersebut adalah lomba cerdas cermat dan lomba tebak kata. Lomba tebak kata mengharuskan adik-adik untuk menyusun huruf yang sudah diacak oleh Kak Ravel dan menjadikan huruf tersebut menjadi sebuah kata yang benar. Pemenang lomba ini adalah Umar, selamat yah. 

Umar juga memenangkan lomba terakhir, tetapi dia tidak sendiri melainkan bersama timnya. Febri dan Arik merupakan teman dari tim Umar yang memenangkan lomba cerdas cermat. Selamat yah buat kalian, dan selamat juga buat Umar yang memenangi hampir semua lomba di acara ultah Komunitas Jendela. 
Image
(Dik Umar yang hampir memenangkan semua lomba)

Lomba sudah selesai, saatnya potong tumpeng. 
Yup, seperti tahun lalu, Jendela Jakarta menyiapkan tumpeng, maka di acara ulang tahun yang ketiga, pemotongan tumpeng pun dilakukan oleh kami, kakak-kakak Jendelist Jakarta. Tumpeng dipotong oleh Kak Andi Perdana, dan potongan pertama diberikan ke Regi, yang menurut Kak Andi, adalah adik yang rajin datang ke perpus.  Setelah potongan pertama diberikan dan adik-adik mendapatkan nasi tumpengnya, tiba saatnya kakak-kakak Jendelist makan besar. Saatnya makan tumpeng ultah Komunitas Jendela.

Acara ulang tahun pun selesai dan semoga kita dapat berbagi lebih kepada adik-adik di Perpus Manggarai sehingga memberikan senyuman untuk mereka. Sampai jumpa di cerita ulang tahun Komunitas Jendela “Jakarta” yang keempat tahun depan.

“Semakin banyak yang kamu beri, maka semakin banyak pula yang kamu dapatkan! Janganlah kita berpikir apa yang kita lakukan di Jendela Jakarta ini sangat sedikit manfaatnya, karena kita akan merasakan manfaat yang besar itu di masa depan kita.”
Image
(Kakak-kakak Jendelist Jakarta berfoto bersama)

Cerita By: Heriyanti (Koord. Divisi Relawan Jendela Jakarta)
Foto By : Deni (Koord. Divisi Media Jendela Jakarta)

 

Dream_Jerman merupakan mimpi kami!

 

Jerman,sebuah negara di Benua Eropa yang memiliki universitas-universitas terkemuka dan dijadikan sebagai negara tujuan sebagian mahasiswa di Indonesia untuk melanjutkan kuliah masternya disana..Aku pun merasa demikian, aku mengenal Jerman ketika aku berada di bangku SMA,disana aku dicecoki bahasa Jerman dan hal tersebut membuat aku belajar all about Germany..:) Menurut aku,Jerman merupakan salah satu negara yang maju tetapi dapat mempertahankan keunikannya sendiri, dan kemajuan serta keunikannya itulah yang membuat aku semakin mencintai negara ini.
 
Bradenburg Gate
 
Kecintaan aku terhadap negara ini pun masih berlanjut sampai aku duduk di bangku kuliah dengan cara aku masih belajar bahasa jerman dan mencari info-info tentang kuliah S-2 disana.Dan beruntunglah aku,ketika kuliah aku menginjak di Semester 5,aku mendapat teman-teman yang sependapat dengan aku untuk belajar di negara tersebut, dan akhirnya kami memutuskan untuk gabung di sebuah kelompok dan mencari cara agar bisa ke Jerman..:) Mereka merupakan teman aku yang sangat berharga dalam meraih salah satu MIMPI aku untuk menginjakkan kaki aku di salah satu negara maju tersebut. Mereka adalah Yogi (B.Korea 08), Bhe-bhe (Antropologi 08), Arga (S.Perancis 08), Annisa (HI 08),Ikhsan (HI 08), Danang (HI 08), Fuji (Sosiologi 08), Muna (PSDK 08), Dinda (T.Kimia 08), Ista (D.Akun 08), Fitri (D.Akun 08), Fafa (D.Akun 08),  Eki (D.Akun 08) dan Bebeth (Komunikasi 08) serta Pak Pembimbing yang sangat aku hormati, Pak Guntur (Dosen Kehutanan).
 
Kami pun mencari informasi  bagaimana kami bisa menginjakkan kaki kami di Negara Jerman, dan akhirnya kami mendapatkan informasi mengenai DAAD ( Deutscher Akademischer Austausch Dienst)..Dimana DAAD ini merupakan organisasi bersama dari institusi pendidikan tinggi Jerman, dan kami bisa ke Jerman dengan program dari DAAD yaitu studi banding di beberapa universitas di Jerman. Kami sangaaat antusiaaas sekali,sehingga kami pun bersemangat. Pada akhirnya kami memutuskan untuk mengambil contoh kasus Bank Sampah di Badegan,Bantul untuk kami teliti dan kami presentasikan..:)
 
Selama bulan Ramadhan tahun 2010, kami sering sekali begadang (benar-benar BEGADANG), tidur pun di kantin FISIPOL UGM (salah satu tempat kenangan yang sangat berarti buat kami). Di Kantin ini, kami berjuang keras menyelesaikan proposal (dalam bahasa Inggris pula) untuk dikirim ke DAAD di Indonesia serta mencari link-link universitas dan mengirimkan proposal kami ke universitas tersebut. Sebenarnya kami waktu itu berharap-harap cemas menunggu email balasan dari universitas di Jerman, ada yang memberikan positif bahkan ada yang membuat kami sempat DOWN,tapi dari itu semua kami belajar kesabaran dan keteguhan hati untuk meraih mimpi kami..:)
 
Wajah tersenyum mereka selalu menjadi penyemangat aku
 
Dan Thanks To God, akhirnya kami mendapatkan email balasan yang benar-benar positif yaitu dari University Heidelberg.. Waktu kami mendapatkan email balasan itu, reaksi kami adalaaah kegirangan dan tertawa terbahak-bahak dan apabila orang di luar kelompok melihat kami mungkin mengira kami itu sudah gila tetapi kami tidak peduli karena email tersebut adalah jawaban dari Tuhan akan doa,perjuangan dan kerja keras kami selama ini.:)
 
 
Ketika mendapat email balasan dari University Heidelberg
 
Harap-harap cemas menunggu email balasan dari universitas pun selesai sudah,sekarang harap-harap cemas menanti jawaban final dari DAAD , kelompok dari Universitas manakah yang akhirnya akan dipilih sebagai perwakilan dari Indonesia. Setelah 2 bulan menanti, sekitar bulan Januari, kami pun mendapat jawabannya dan hasilnya MIMPI kami pun harus tertunda, DAAD  memutuskan tidak memilih universitas di Indonesia untuk berangkat. Kami sempat syok dan di tempat masing-masing kami pun menangis,aku pun demikian, di warnet di bilik nomor 24 pukul 8 malam,aku pun menangis,sakit banget rasanya pas kami tidak jadi berangkat..(
 
Tetapi kami tidak bisa mundur, kami berpendapat universitas-universitas tersebut sudah memilih kami dan kami HARUS bisa berangkat kesana walaupun harus menjadi gelandangan atau backpackeran disana..:) Kami pun berubah haluan, kami gencar-gencarnya mengirimkan proposal kesana sini termasuk perusahaan-perusahaan besar di Jakarta. Akan tetapi Tuhan berkendak lain, sponsor kami pun tidak mendapatkan dan akhirnya kami dengan sangat TERPAKSA harus menunda MIMPI kami lagi.
 
Akan tetapi, aku mendapatkan pengalaaaman yang sangat berharga dari perjuangan aku dan teman-teman,ternyata perjuangan dan kerja keras serta doa yang kuat pun akhirnya menghasilkan HASIL yang sangat besar,MIMPI kami pun sebenarnya sudah terwujud yaitu diundang oleh universitas di Jerman untuk melakukan presentasi di kampus mereka. Yah walaupun ternyata MIMPI kami untuk menginjakkan kaki di Jerman belum terwujud, KAMI BANGGA dengan PERJUANGAN ini..:)
 
-Mimpi itu bisa diraih hanya apabila seseorang telah berusaha dengan sangat keras dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan YME-
 
-Kami sudah diberikan kesempaatan yang sangat manis tapi kami masih belum berjuang keras dalam mewujudkan kesempatan yang manis tersebut-

 

 
Waktu Begadang Ngerjain Proposal
 
 
Kecapean dan Ngantuk dalam mengerjakan proposal
 
 
Sahur Bareng..:)
 

Teman-teman Student Group Germany, ayoo ngumpul bareng lagi dan melanjutkan MIMPI kita yang tertunda..;)

By : Heriyanti

Friends_Kalian (Intan dan Yani) adalah sahabat terbaikku

 

WOOW..aku bersama,berteman dan dekat dengan mereka (Dwi Yaniarti n Mutiara Larasati) selama 12 tahun. Pertama kali aku berkenalan dengan mereka ketika kami masuk di SD,SD Wijaya Kusuma. Yah bisa dibilang aku ma mereka tidak begitu dekat soalnya selalu beda kelas tetapi aku dengan Yani (Dwi Yaniarti) merupakan salah satu saingan dalam ranking sekolah (biasalah waktu SD selalu saingan ranking..^.^)

Selepasnya aku lulus dari SD,aku memutuskan untuk ngelanjutin di SMP 19 Jakarta,tapi karena aku ga keterima aku malah nyasar masuk SMP 161 Jakarta, dan disana ada beberapa teman-teman dari SD aku termasuk mereka yang keterima di SMP 161,yah bisa dibilang aku bersama mereka lagi..:) Di SMP pun aku hanya pernah sekelas dengan Yani, lagi-lagi kejadian waktu SD terulang,kami saingan dalam ranking sekolah..:)

Lulus dari SMP,aku menentukan SMA 8 Jakarta untuk menjadi pilihan pertama aku,tapi lagi-lagi aku malah masuk ke pilihan kedua aku,SMA 70 Jakarta..:) Dan anehnya,mereka pun masuk SMA yang sama dengan aku..:) Dan disinilah,aku bersahabat dekat dengan mereka soalnya kami harus naik kereta untuk berangkat ke sekolah, jadi kami pun dapat dibilang dekat karena kereta..:) OH KRL.We love You..:)

Selepasnya dari SMA,aku sempat berpikir apakah kami akan bersama lagi ketika kami kuliah, tetapi kami pun berpencar,aku melanjutkan ke UGM,Intan (Mutiara Larasati) ke UNPAD,Bandung dan Yani melanjutkan di UNIV Pancasila,Depok. Walaupun demikian, tetap aja kalau aku dan intan pulang ke Jakarta dan Yani juga pulang, kami selalu menyempatkan diri untuk bertemu dan jalan. Yah bisa dibilang,mereka adalah sahabat terbaik yang pernah dan selalu aku miliki..:)

Reunian Di McD Sekbil..:)

 

Reunian Di BinPlaz

 

Sambil Nungguin Film Dimulai di XXI BinPLaz

 

Intan di depan tulisan SMA
Aku di SMAN 70 Jakarta

Terima kasih untuk Yani dan Intan,karena kalianlah,masa-masa aku ketika SMA sangat berarti dan makasih juga udah jadi sahabat terbaik aku..:)

 
 By: Heriyanti

Friends_Persahabatan di SP2MP UGM

 

Tahun 2010 aku bergabung dengan keluarga besar SP2MP UGM. SP2MP UGM merupakan program yang dilakukan oleh SubDirektorat PPKB Kemahasiswaan UGM yang bertujuan untuk memberikan peluang untuk mahasiswa dalam mengaktualisasikan dirinya di jurusan masing-masing. Kami mendapatkan berbagai program yang akan mendukung kegiatan kami di kuliah dan organisasi tetapi yang aku rasakan adalah aku merasa beruntung dapat bergabung dengan mereka karena aku mendapatkan keluarga baru di Yogyakarta.

 
 
 
 
 
 
Foto ini diambil pas aku ikut Leadership Camp/Leadership Attitude with Sp2MP 2010. Kami bersenang-senang,kami berkenalan dan akhirnya bersahabat tetapi kami juga serius dalam menjalani peran kami sebagai mahasiswa..:)
 
 
 
 
 
 
 
Setelah acara LA/LC pun kami sepakat untuk saling menjaga komunikasi dan tetap harus jalan-jalan..:) 
At Prambanan Temple with Indra,Ramon n Imam
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
At Siung Beach with Indra,Elisabeth,Fuji n etc (jalan-jalan kali ini dalam rangka ngerjain Fufu yang ultah..:) )
Yang tengah itu korbannya,Fufu..:)

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
At Jogja Road n Tugu Yogyakarta 
Yudhis,Indra,Yanti,Andre,Ramon at Tugu
Ramon,Yudhis,Andre,Yanti (aku),Indra

tak terasa pula sudah 1 tahun ak bergabung dengan keluarga besar SP2MP UGM dan pada bulan Oktober 2011,SP2MP angkatan 2010 resmi dilantik (goes to public)..:)

 

 
Dan 1 tahun ini merupakan tahun yang berharga buat aku.. Makasih Tuhan,Kau telah memberikan aku kesempatan untuk bergabung dan berkenalan dengan orang-orang yang SUPER di SP2MP UGM..
 
Friends Forever At SP2MP UGM 2010..;)
 
By: Heriyanti

Jendela Jogja_Saatnya berbagi dengan mereka (anak-anak Shelter Gondangdia 1)

 

Hari Sabtu kemarin (24 Desember 2011) merupakan hari yang berkesan buat diriku dan mungkin untuk teman-teman Komunitas Jendela. Yap, Sabtu kemarin itu kita, komunitas Jendela, membuat workshop membuat topeng bersama anak-anak di Shelter Gondang 1, Cangkringan,Merapi. Workshop pun dimulai sekitar pukul 10.30 yang bertempat di balai Shelter, dan anak-anak yang datang untuk bergabung bersama kami tuh lumayan banyak dan itu membuat workshop diadakan di tempat yang luas sehingga bisa menampung semua anak-anak tersebut, dan itu di balai Shelter..:)

Cerita ini pun dimulai..

Teman-teman komunitas Jendela yang datang hari Sabtu kemarin itu ada  10 orang, antara lain Mas Nanang, Mbak Dhani, Tataw, Nope, Denisa, Safura, Etha, Gilang, Intran dan aku sendiri ditambah dengan teman baru kami yaitu Marieke dari Belanda . Dan mulailah workshop pembuatan topeng ala Komunitas Jendela dan anak-anak dari Shelter 1 Gondangdia, Cangkringan,Merapi.

Workshop ini dimulai dengan memperlihatkan bahan-bahan yang sudah ada ke anak-anak dan ternyata bahannya tuh lumayan gampang dicari yah, seperti karton,origami,crayon dan gunting serta lem ^.^ (gampang kan?,hehe). Yuk mulai workshopnya..:)

Awalnya, aku kebagian tugas menggunting-gunting karton besar menjadi karton kecil karena ada beberapa anak yang belum dapat kartonnya. Setelah tugas itu pun selesai,aku mendekati seorang anak kecil yang bahkan aku ajak ngobrol tuh susah bangeet, dia hanya melihat aku dengan kedua bola matanya yang besar. Waktu itu aku bingung banget, “ini gimana biar aku dekat dengan dia?” Dan aku pun akhirnya mengambil potongan karton dan membuat pola topengnya terus pas selesai aku gunting , aku langsung kasih ke anak kecil itu dan aku pun mengambil crayon dan dia pun langsung menggambar topeng tersebut dengan tangannya yang mungil itu. ^.^ (Akhirnya aku bisa ngajak dia untuk ikutan temannya membuat topeng)

Aku bersama dia..^.^

Anak itu pun akhirnya menggambar topeng dia dengan warna-warna yang beraneka ragam dan ketika topeng itu sudah jadi, aku pun bangga dengan dia. Dia berhasil membuat topengnya sendiri, berhasil mewarnai topengnya sendiri, berhasil mengimajinasikan warna crayon apa yang harus dipilih untuk warna topengnya, apapun hasilnya tetap aku bangga dengan anak tersebut. ^.^

Workshop Hari Sabtu kemarin itu menjadi salah satu hari yang menyenangkan buat aku,teman-teman dan anak-anak. Kita berkreasi, berimajinasi, mengekspresikan apa yang kita mau bersama-sama dan yang paling penting kita itu tertawa bersama.

Itu adalah salah satu cerita aku dengan anak-anak di Shelter Gondang 1 Cangkringan Merapi bersama teman-teman  Komunitas Jendela, semoga tulisan ini hanyalah yang menjadi pertama bukan yang terakhir dalam menceritakan kisah aku berbagi dengan anak-anak di Shelter Gondang 1. ^.^

Kami bersama dengan anak-anak..^.^

By : Heriyanti

Family_Keluargaku di Jogja (Pokenet Warnet Crew)

Mau curhat colongan dulu ahhh..Jadi jangan dianggap yah tulisan aku kali ini..:)

Judul tulisan aku ,” Salah Satu Keluarga Baruku di Jogja: Pokenet Crew”, kenapa aku bisa bilang mereka itu keluarga baruku, siapakah mereka dan gimana sikap mereka ke aku sehingga aku menganggap mereka sebagai keluarga baruku di kota Gudeg ini? Mari kita lihat,hhehe..;-P
Di Jogja, aku tuh sebenarnya ga punya keluarga sama sekali sehingga dibilang nekat ma orang tua untuk ngelanjutin kuliah di kota pelajar, tapi yah namanya juga udah kebelet pengen kuliah di Jogja yah peduli amat deh, yang penting dalam pikiran aku tuh bisa kuliah di kota tersebut, cari teman , sahabat atau malah keluarga baru yah bisa dipikir belakangan.
Pada akhirnya pun aku bisa kuliah di Jogja dan dapat sahabat-sahabat baru di sini. Untuk keluarga baru aku ini tuh aku dapat pas tahun 2010 tepatnya di Bulan September 2010, aku melamar kerja sebagai OP Warnet di Pokenet Warnet Sagan.
Yup, mereka adalah keluarga baruku di Jogja, dimana kami berpisah karena tempat kerja kami ditutup di Februari awal tahun 2012 tetapi kenangan dengan mereka akan selalu aku kenang, terutama ketika aku ngerayain ultah aku yang ke 21 (dirayainnya di tempat kerja dan itu sangat menyenangkan)

Pokenet Crew merupakan salah satu keluarga baruuku di Jogja..:)

ini pas mas bobo ultaaah,:)
ini pas makan-makan perpisahan sebelum pokenet ditutup T.T    
Jojo,Me,Shinta,Caroko,Mas Bobo,Anta,SHinta jilid 2      

Semuanya (Mas Ivan,Mas Bobo, Mas Dwi, Mbak Aan, Mas Agus, Anta, Arif, Mas Caroko, mbak Asri, Mas Chris, Mas Dion, Mas Edi, mbak eka, Mbak Ema, mas Ferry, ines, Jojo, ketty, mas Kisman, mbak kristin, mas leo, Mas Lordy, Mbak Lucky, mas pandu, Mas Rian, shinta, Thatha, vony, Mas Yanuar,mas yonathan) , thanks banget udah jadi keluarga barukuu di Jogja..:)

Travel_Pantai Indrayanti:Pantai Berpasir Putih di Gunung Kidul

 

 

Yup..Akhirnya bisa ke pantai lagi setelah sekian lama..hahahaha,padahal terakhir ke pantai tuh sebenarnya bulan Maret 2012 pas makrab Komunitas Jendela, tapi entah kenapa rasanya pengen ke pantai terus. Yah, mungkin karena Pantai adalah satu tempat yang bisa bikin aku tenang (melankolis:mode on)
Mengapa saya memilih untuk ke Pantai Indrayanti? Karena saya “iri dan sedikit ingin tahu” setelah mendengar cerita dari salah satu teman aku, yaitu Yus mengenai pasirnya yang sangat putih. Dan akhirnya ketika mbak kost mengajak saya ke pantai, saya pun mengatakan setuju dengan segera.

Aku ke Pantai Indrayanti itu di hari Minggu, tepatnya tanggal 3 Juni 2012 dengan cuaca Jogja yah lumayan bikin gosong. Berangkat dari Jogja sekitar jam 12 siang, sampai di Pantai iotu sekitar jam 2 siang, itu pun kita makan dulu di Jalan Baron makanya baru sampai di pantai jam 2 siang. Sesampainya di pantai, dalam hati “kok ramai banget sih,katanya privat pantainya?!” Tapi pas liat pasiiirnya, WOOOW, gpp deh rame kayak gini (mungkin karena hari minggu jadi ramai),pasirnya putiiiiih banget..pengen deh guling2an di sana (sayangnya ga bisa gara2 ga bawa baju ganti).

Bahkan baru sampai d pantai pun , langsung mengajak mbak kost untuk berfoto2 ria di pasirnya.

Setelah puas-puasan bermain di pasirnya, aku lanjut main di perairannya. Jadi di pantai Indrayanti itu ada cekungan berupa dataran pasir yang di sekelilingnya itu perairan, tapi kita bisa main d cekungan ini kalau airnya lagi surut saja.

Di Pantai Indrayanti juga ada tebing-tebing dan batuan besar yang bisa kita jadikan sebagai salah satu obyek latar belakang foto kita.

Dan salah satu tempat favorit saya untuk berfoto-foto ria di pantai ini selain di pasirnya adalah bebatuan yang lumayan besar dan kalau kita sedikit berani untuk menyeberanginya, kita bisa melihat sisi pantai lain di sebelah bebatuan tersebut.

akhirnya pun, waktu yang memisahkan aku dengan kesenangan berfoto-foto ria di pantai indrayanti. dan bisa dikatakan pantai ini akan menjadi salah pantai favorit aku di Jogjakarta, pantai yang memiliki pasir putih. 🙂
Saking ingin mengatakan ini adalah satu pantai favorit saya, seperti biasanya pasti saya akan meninggalkan jejak disana yaitu jejak kaki saya. Terdengar konyol, tetapi ketika saya sudah sangat menyukai satu pantai pasti akan meninggalkan jejak kaki tersebut, itu tandanya kaki saya sudah siap “pacaran” dengan pasir dan pantainya.

Semoga secepatnya saya bisa bermain pasir di Pantai Indrayanti 🙂

-Heriyanti-

Travel_Pantai Indrayanti:Pantai Berpasir Putih di Gunung Kidul

 

 

Yup..Akhirnya bisa ke pantai lagi setelah sekian lama..hahahaha,padahal terakhir ke pantai tuh sebenarnya bulan Maret 2012 pas makrab Komunitas Jendela, tapi entah kenapa rasanya pengen ke pantai terus. Yah, mungkin karena Pantai adalah satu tempat yang bisa bikin aku tenang (melankolis:mode on)
Mengapa saya memilih untuk ke Pantai Indrayanti? Karena saya “iri dan sedikit ingin tahu” setelah mendengar cerita dari salah satu teman aku, yaitu Yus mengenai pasirnya yang sangat putih. Dan akhirnya ketika mbak kost mengajak saya ke pantai, saya pun mengatakan setuju dengan segera.

Aku ke Pantai Indrayanti itu di hari Minggu, tepatnya tanggal 3 Juni 2012 dengan cuaca Jogja yah lumayan bikin gosong. Berangkat dari Jogja sekitar jam 12 siang, sampai di Pantai iotu sekitar jam 2 siang, itu pun kita makan dulu di Jalan Baron makanya baru sampai di pantai jam 2 siang. Sesampainya di pantai, dalam hati “kok ramai banget sih,katanya privat pantainya?!” Tapi pas liat pasiiirnya, WOOOW, gpp deh rame kayak gini (mungkin karena hari minggu jadi ramai),pasirnya putiiiiih banget..pengen deh guling2an di sana (sayangnya ga bisa gara2 ga bawa baju ganti).

Bahkan baru sampai d pantai pun , langsung mengajak mbak kost untuk berfoto2 ria di pasirnya.

Setelah puas-puasan bermain di pasirnya, aku lanjut main di perairannya. Jadi di pantai Indrayanti itu ada cekungan berupa dataran pasir yang di sekelilingnya itu perairan, tapi kita bisa main d cekungan ini kalau airnya lagi surut saja.

Di Pantai Indrayanti juga ada tebing-tebing dan batuan besar yang bisa kita jadikan sebagai salah satu obyek latar belakang foto kita.

Dan salah satu tempat favorit saya untuk berfoto-foto ria di pantai ini selain di pasirnya adalah bebatuan yang lumayan besar dan kalau kita sedikit berani untuk menyeberanginya, kita bisa melihat sisi pantai lain di sebelah bebatuan tersebut.

akhirnya pun, waktu yang memisahkan aku dengan kesenangan berfoto-foto ria di pantai indrayanti. dan bisa dikatakan pantai ini akan menjadi salah pantai favorit aku di Jogjakarta, pantai yang memiliki pasir putih. 🙂
Saking ingin mengatakan ini adalah satu pantai favorit saya, seperti biasanya pasti saya akan meninggalkan jejak disana yaitu jejak kaki saya. Terdengar konyol, tetapi ketika saya sudah sangat menyukai satu pantai pasti akan meninggalkan jejak kaki tersebut, itu tandanya kaki saya sudah siap “pacaran” dengan pasir dan pantainya.

Semoga secepatnya saya bisa bermain pasir di Pantai Indrayanti 🙂

-Heriyanti-

Jendela Jakarta_VOM Februari 2014

 

Bulan Februari adalah bulan yang katanya bulan penuh cinta. Yup, kakak-kakak Jendelist Jakarta di bulan Februari ini sangat penuh cinta, tetapi cinta dengan adik-adik asuh kami di Perpus Manggarai dengan cara berbagi kebahagiaan dan senyum dengan mereka. Salah satu kakak Jendelist Jakarta yang memiliki cinta penuh dengan adik-adik di Perpus Manggarai bernama Kak Ravelino Nesty. Kak Ravel, nama panggilan akrabnya, merupakan Volunteer Of the Month Jendela Jakarta di bulan Februari 2014. Selamat Kak Ravel!

rAV VOM Jendela Jakarta   February 2014

Kak Ravel ini merupakan salah satu kakak Jendelist Jakarta yang masih terbilang “baru”, dari November 2013 bergabung di Jendela Jakarta, tapi kakak satu ini sudah sangat aktif dan sekarang menjadi anggota divisi acara ultah Komunitas Jendela ke tiga di Perpus Manggarai. Kak Ravel lahir di Padang, 05 Maret 1990 dan kuliah di Universitas Andalas dengan mengambil fakultas Biologi. Saat ini, Kak Ravel kerja di PT.Telkom Indonesia di posisi Staff Marketing.

Salah satu hobby dari Kak Ravel ini sangat berkaitan dengan Komunitas Jendela, pasti sudah dapat ditebak yah hobby Kak Ravel ini apa. Yup, salah satu hobby dari Kak Ravel yaitu baca buku dan buku favorit dari Kak Ravel antara lain buku-buku tulisan Asma Nadia, Helvi Tiana Rosa, Ifa Avianty dan Tere Liye. Selain baca buku, Kak Ravel ini jago beladiri tepatnya di cabang wushu (kungfu) dan suka jalan-jalan juga. Jadi kalau ada yang mau belajar wushu, bisa loh hubungin Kak Ravel. J

Semenjak kuliah, Kak Ravel ini sudah sangat suka berorganisasi terutama yang bergerak untuk kemajuan bangsa, karena bagi dia, dengan berorganisasi selain dapat mengaktualisasikan diri juga dapat berkontribusi untuk bangsa. Oleh karena itu lah, setelah pindah ke Jakarta, selain bekerja sebagai aktivitas utamanya, Kak Ravel memutuskan untuk berorganisasi. Dan pilihan Kak Ravel jatuh hati di Komunitas Jendela Jakarta. Kak Ravel mencari komunitas-komunitas yang bergerak di bidang pendidikan di Google dan karena tertarik dengan nama “Jendela”, akhirnya Kak Ravel menjadi salah satu relawan Jendela Jakarta dan di bulan Februari 2014 sudah terpilih menjadi Volunteer Of the Month.

Filosofi dari Komunitas Jendela yaitu “Prepare the readers to build a future” menarik minat Kak Ravel karena menurutnya untuk membangun masa depan pendidikan, harus bermula dari “dapurnya” yaitu minat baca atau perpustakaan. Kak Ravel juga memiliki pengalaman yang menarik di Jendela Jakarta, ketika pertama kali menyampaikan pelajaran kepada adik-adik di Manggarai, di tengah-tengah penyampaian materi ada salah seorang adik yang memotong penjelasan Kak Ravel dengan menanyakan asal dari Kak Ravel. Kak Ravel merupakan orang padang dan menurut Kak Ravel sendiri, perkataan dari adik tersebut mengingatkan dia untuk lebih beradaptasi di Jakarta.

Menurut Kak Ravel, untuk menarik minat baca adik-adik, program harus lebih banyak memiliki variasi seperti di waktu libur sekolah diadakan camping untuk adik-adik atau diadakan bedah film/ buku dengan menghadirkan penulis dari buku tersebut. Semoga program yang diusulkan oleh Kak Ravel cepat terealisasikan di Jendela Jakarta. Terima kasih untuk usulan programnya yah Kak Ravel. J

Sekian cerita mengenai Kak Ravel “VOM Bulan Februari Jendela Jakarta”. Semoga Kak Ravel dapat menginspirasi kita semua, walaupun masih terbilang jendelist “baru” tapi Kak Ravel sudah melangkah lebih jauh. Janganlah lihat bagaimana kita memulai sebuah langkah tetapi lihatlah bagaimana kita dapat menyelesaikan langkah itu. Semangat untuk terus berbagi! J

By: Heriyanti – Kord. Relawan JKT

Foto By : Deni